SELAMAT DATANG

Selamat datang di blog Rumah Rotan, dengan senang hati kami menyambut anda.

Kontribusi anda akan sangat berguna untuk perkembangan serta kemajuan kerajinan tangan Indonesia.

Mari kita budayakan untuk selalu memakai produk dalam negri, kita harus bangga mempunyai koleksi kerajinan anak bangsa, ayo kita ciptakan kerajinan Indonesia agar bisa menjadi tuan rumah di negrinya sendiri.

Salam hangat
rumah rotan

Senin, 29 November 2010

Lingkaran Masalah Eksport Bahan Rotan

Ada berita terbaru mengenai masalah eksport rotan, yang "dinilai/di klaim" membuat jatuhnya pabrikan pembuat mebel rotan di Indonesia. Jadi Permendag No 36/2009 tentang Eksport Rotan, rencananya akan ditinjau ulang oleh pemerintah (Sindo : 29/11/10).

Polemik saling tuding ini sudah berjalan lama, masing masing mempunyai alasan dan pandangan yang berbeda beda. Para Industriawan mebel yang sudah dijurang kejatuhan (bahkan sudah terpuruk) menyalahkan peraturan tersebut, karena hal itu membuat pihak luar (china, vietnam) bisa merajai pasaran dunia, dengan terpasoknya bahan baku (yg cuma berlimpah di Indonesia) ke negara mereka. Para petani dan pengumpul rotan yang mendapat berkah dengan adanya regulasi pemerintah ini bersyukur, dengan derasnya permintaan rotan dari luar membuat pundi pundi mereka bertambah besar. Konon ceritanya  Pemerintah sudah membuat rambu rambu untuk masalah ini, dengan melakukan pembatasan terhadap jenis rotan yang diperbolehkan keluar, dengan harapan terjadi keseimbangan antara pelaku industri mebel dan petani rotan, sehingga dihasilkan devisa yang optimal.

Kita dibuat tercengang dengan kondisi polemik ini, sehingga menimbulkan pertanyaan pertanyaan yang ga bisa kejawab sampai saat ini:
  • Kalau rotan yang keluar adalah sesuai dengan aturan yang dibuat, harusnya tidak layak dipersoalkan eksport tersebut, kenapa demikian?, karena di pasar dunia akan terjadi perbedaan dari karakter barang yang dijual, jadi sebenarnya mereka (china dan vietnam)  bukan menjadi kompetitor industri mebel Indonesia, karena produk yang dihasilkan akan berbeda, jadi industri mebel Indonesia tetap terproteksi. Yang paling penting, kita sama sama mengamankan implementasi eksport tersebut agar sesuai aturan yang ada.
  • Katakanlah, memang kelolosan implementasi aturan tersebut, yang jelas para "ekportir" bahan baku tersebut akan menjual dengan harga yang lebih tinggi ke negara tujuan, dibandingkan pasar lokal. Nah seharusnya pihak industriawan mebel ga perlu takut bersaing di pasar Internasional, karena sudah menang selangkah yaitu bahan dasar yang lebih murah, dimana kontribusi bahan dasar tersebut sangat signifikan di harga pokok. Kalau pada kenyataan tidak bisa bersaing, yang perlu kita pertanyakan apakah prosesnya sudah efisien. Kalaupun tidak efisien karena faktor apa?, ataukah produktifitas pekerjanya, atau peraturan yang bertele2 sehingga menjadi biaya tinggi, atau yang lain2.
 Pada dasarnya ("menurut saya loh..."), masalah yang terpenting bagi kita (=bangsa Indonesia) adalah introspeksi diri, amalkan ajaran leluhur kita, ajaran sumpah pemuda, ajaran kihajar dewantara, semua berdasar kepentingan masyarakat banyak, kita tekan kerakusan dan ego kita dalam menjalankan roda kehidupan ("bukan cuma aspek ekonomi").